2.1
Defenisi
Banyak para ahli yang memberikan perhatian dan mencurahkan
penelitiannya untuk mendeskripsikan penelitiannya mengenai tentang pola tingkah
laku yang nantinya merunut juga pada pola tingkah laku manusia sebagai bahan
perbandingannya.
Pola-pola tingkah laku bagi
semua Homo Sapiens hampir tidak ada,
bahkan bagi semua individu yang tergolong satu ras pun, tidak ada satu system
pola tingkah laku yang seragam. Sebabnya
tingkah laku Homo Sapiens tidak hanya
ditentukan oleh system organic biologinya saja, melainkan juga akal dan
pikirannya serta jiwanya, sehingga variasi pola tingkah laku Homo Sapiens sangat besar diversitasnya
dan unik bagi setiap manusia.
Dengan pola tingkah laku dalam arti yang sangat khusus yang
ditentukan oleh nalurinya, dorongan-dorongan dan refleksnya.
Jadi
“Kepribadian” dalam konteks yang lebih mendalam adalah “susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau
tindakan seorang individu”.
2.2
Unsur-unsur Kepribadian
Ada beberapa unsur-unsur dari kepribadian. Diantaranya adalah sebagai
berikut :
v Pengetahuan
Pengetahuan merupakan suatu unsur-unsur yang mengisi akal dan alam
jiwa orang yang sadar. Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang
diterimanya melalui panca inderanya yang
masuk kedalam berbagi sel di bagian-bagian tertentu dari otaknya. Ddan didalam
otak tersebutlah semuanya diproses menjadi susunan yang dipancarkan oleh
individu kealam sekitar. Dan dalam Antropologi dikenal sebagai “persepsi”
yaitu; “seluruh proses akal manusia yang
sadar”.
Ada kalanya suatu persepsi yang diproyeksikan kembali menjadi suatu
penggambaran berfokus tentang lingkungan yang mengandung bagian-bagian.
Penggambaran yang terfokus secara lebih intensif yang terjadi karena pemustan
secara lebih intensif di dalam pandangan psikologi biasanya disebut dengan “Pengamatan”.
Penggambaran tentang lingkungan dengan fokus pada bagian-bagian yang
paling menarik perhatianya seringkali diolah oleh sutu proses dalam aklanya
yang menghubungkannya dengan berbagai penggambaran lain yang sejenisnya yang
sebelumnya pernah diterima dan diproyeksikan oleh akalnya, dan kemudian muncul
kembali sebagai kenangan.
Dan penggambaran yang baru dengan pengertian baru dalam istilah
psikologi disebut “Apersepsi”.
Penggabungan dan membandingkan-bandingkan bagian-bagian dari suatu
penggambaran dengan bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain yang sejenis
secara konsisten berdasarkan asas-asas tertentu. Dengan proses kemampuan untuk
membentuk suatu penggambaran baru yang abstrak, yang dalam kenyataanya tidak
mirip dengan salah satu dari sekian macam bahan konkret dari penggambaran yang
baru.
Dengan demikian manusia dapat membuat suatu penggambaran tentang
tempat-tempat tertentu di muka bumi, padahal ia belum pernah melihat atau
mempersepsikan tempat-tempat tersebut. Penggambaran abstrak tadi dalam
ilmu-ilmu sosial disebut dengan “Konsep”.
Cara pengamatan yang menyebabkan bahwa penggambaran tentang
lingkungan mungkin ada yang ditambah-tambah atau dibesar-besarkan, tetapi ada
pula yang dikurangi atau diperkecil pada bagian-bagian tertentu. Dan ada pula
yang digabung dengan penggambaran-pengambaran lain sehingga menjadi
penggambaran yang baru sama sekali, yang sebenarnya tidak nyata.
Dan penggambaran baru yang seringkali tidak realistic dalam
Psikologi disebut dengan “Fantasi”.
Seluruh penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi
merupakan unsur-unsur pengetahuan yang secara sadar dimiliki seorang Individu.
v Perasaan
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai
macam perasaan. Sebaliknya, dapat juga digambarkan seorang individu yang
melihat suatu hal yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan.
Persepsi-persepsi seperti itu dapat menimbulkan dalam kesadaranya perasaan
negatif.
“Perasaan”, disamping segala macam pengetahuan agaknya juga mengisi
alam kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya. “Perasaan” adalah suatu
keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai
keadan yang positif atau negative.
v Dorongan Naluri
Kesadaran manusia mengandung berbagi perasaan berbagi perasaan lain
yang tidak ditimbulkan karena diperanguhi oleh pengeathuannya, tetapi karena
memang sudah terkandung di dalam organismenya, khususnya dalam gennya, sebagai
naluri. Dan kemauan yang sudah meruapakan naluri disebut “Dorongan”.
2.3.
Tujuh Macam Dorongan naluri
Ada perbedaan paham mengenai jenis dan jumlah dorongan naluri yang terkandung
dalam naluri manusia yaitu ;
- Dorongan untuk mempertahankan hidup. Dorongan ini memang merupakan suatu kekutan biologis yang ada pada setiap makhluk di dunia untuk dapat bertahan hidup.
- Dorongan seks. Dorongan ini telah banyak menarik perhatian para ahli antropolagi, dan mengenai hal ini telah dikembangkan berbagai teori. Dorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap individu yang normal yang tidak dipengaruhi oleh pengetahuan apapun.
- Dorongan untuk berupaya mencari makan. Dorongan ini tidak perlu dipelajari, dan sejak baru dilahirkan pun manusia telah menampakannya dengan mencari puting susu ibunya atau botol susunya tanpa perlu dipelajari.
- Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesame manusia, yang memang merupakan landasan biologi dari kehidupan masyarakat manusia sebagai kolektif.
- Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya. Dorongan ini merupakan asal-mula dari adanya beragam kebudayaan manusia, yang menyebabkan bahwa manusia mengembangkan adat. Adat, sebaliknya, memaksa perbuatan yang seragam (conform) dengan manusia-manusia di sekelilingnya.
- Dorongan untuk berbakti. Dorongan ini mungkin ada karena manusia adalah makhluk kolektif. Agar manusia dapat hidup secara bersama manusia lain diperlukan suatu landasan biologi untuk mengembangkan Altruisme, Simpati, Cinta, dan sebagainya. Dorongan itu kemudian lebih lanjut membentuk kekuatan-kekuatan yang oleh perasaanya dianggap berada di luar akalnya sehingga timbul religi.
- Dorongan untuk keindahan. Dorongan ini seringkali saudah tampak dimiliki bayi, yang sudah mulai tertarik pada bentuk-bentuk, warna-warni, dan suara-suara, irama, dan gerak-gerak, dan merupakan dasar dari unsur kesenian.
2.4 Materi Dari Unsur-unsur Kepribadian
Dalam sebuah konsep kepribadian umum,makin dipertajam dengan
terciptanya konsep basic personality
structure, atau “kepribadian dasar”, yaitu semua semua unsur kepribadian
yang dimiliki sebagian besar warga suatu masyarakat.
Kepribadian dasar ada karena semua individu warga masyarakat
mengalami pengaruh lingkungan kebudayaan yang sama selama pertumbuhan mereka.
Metodologi untuk mengumpulkan data mengenai kepribadian bangsa dapat dilakukan
dengan mengumpulkan sample dari warga masyarakat yang menjadi objek penelitian,
yang kemudian diteliti kepribadiannya dengan tes Psikologi.
Selain ciri watak umum, seorang Individu memilki ciri-ciri wataknya
sendiri, sementara adaindividu-individu dalam sample yang tidak meliki
unsur-unsur kepribadian umum. Pendekatan dalam penelitian kepribadian suatu
kebudaya juga dilaksanakan dengan metode lain yang didasarkan pada ciri-ciri
dan unsur watak seorang individu dewasa.
Pembentukan watak dan jiwa individu banyak dipengaruhi oleh
pengalamannya di masa kanak-kanak serta pola pengasuhan orang tua.
Berdasarkan
konsepsi Psikologi tersebut, para ahli Antropologi berpendirian bahwa dengan
mempelajari adat-istiadat pengasuhan anak yang khas akan dapat mengetahui
adanya berbagai unsur kepribadian pada sebagian besar warga yang merupakan
akibat dari pengalaman-pengalaman mereka sejak masa kanak-kanak.
Penelitian mengenai etos kebudayaan dan kepribadian bangsa yang
pertama-tama dilakukan oleh tokoh Antroplogi R. Benedict, R. Linton, dan M.
Mead. Sehingga menjadi bagian khusus dalam antropologi yang dinamakan personality and culture.
Kesimpulan
Dari penjabaran para ahli bisa diambil kesimpulan bahwa, kepribadian
manusia itu terbentuk dari proses pembelajaran ataupun yang memang ada sejak
lahir atau berupa naluri dan dorongan yang bersifat alami.
Dan kadang-kadang pembentukan pribadi seseorang ada juga yang
berdasarkan pengalaman dimasa kanak-kanak, yang mana adanya pola pengasuhan
oleh orang tua serta naluri alami yang memang memberikan respon ketika
mengalami dan mempelajari sesuatu.
Sebagaimana unsur-unsur pengetahuan yang terdapat dalam pembentukan
kepribadian manusia, yang dihimpun menjadi satu, juag tidak berasal dari naluri
saja, tetapi juga pembelajaran. Karena dalam alam bawah sadar manusia berbagai
pengetahuan larut dan terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang seringkali
tercampur aduk tidak teratur.
Jika Artikel Ini Mau Di Copy Silahkan Pasang Linknya Ya Sob!! Salam ApNie.Com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.